Kamis 16 Maret 2017 Harga Keekonomian BBM Solar Industri PT Pertamina (persero), Periode 15-31 Maret 2017 Berikut kami sampaikan informasi harga keekonomian HSD Solar Industri PT.Pertamina (persero), periode (15-31 Maret 2017) MINYAK SOLAR / HSD (High Speed Diesel) HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah I) HARGA DASAR HSD Solar Industri Hargadasar solar industri Region II = Rp. 12,200.-Harga dasar solar industri Region III = Rp. 12,300.- Harga dasar solar industri Region IV = Rp. 12,450.-(harga belum termasuk PPn, PPh, PBBKB) Harga Dasar Marine Fuel Oil (HS) Pertamina. Periode 01 Agustus - 14 Agustus 2021. HargaKeekonomian BBM Solar Industri PT Pertamina (persero), Periode 15-31 Januari 2017. Berikut kami sampaikan informasi harga keekonomian HSD Solar Industri PT.Pertamina (persero), periode (15-31 Januari 2017) MINYAK SOLAR / HSD (High Speed Diesel) HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah I) = Rp 8.300,-. Berikutkami sampaikan informasi harg a keekonomian HSD Solar Industri PT.Pertamina (persero), periode 15 - 31 Mei 2016 MINYAK SOLAR / HSD (High Speed Diesel) HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah I) = Rp6.800,-HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah II) = Rp6.800,- HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah I II) = Rp6.900,- Berikutini kami sampaikan harga dasar solar industri pertamina periode 15 - 31 Mei 2019 Harga dasar solar industri Area I dan Area II = Rp. 12,250.- Harga dasar solar industri Area III dan Area IV = Rp. 12,350.- dan Rp. 12,500.- Harga tebus solar industri pertamina seluruh wilayah, sebagai berikut : (harga sudah termasuk PPn, PPh, PBBKB) Berikutini kami sampaikan harga dasar solar industri pertamina periode 1 - 14 Juni 2019 Harga dasar solar industri Area I dan Area II = Rp. 12,400.- Harga dasar solar industri Area III dan Area IV = Rp. 12,500.- dan Rp. 12,650.- Harga tebus solar industri pertamina seluruh wilayah, sebagai berikut : (harga sudah termasuk PPn, PPh, PBBKB) Berikutkami sampaikan informasi harg a keekonomian HSD Solar Industri PT.Pertamina, periode (1-14 September 2015) MINYAK SOLAR / HSD (High Speed Diesel) HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah I) = Rp8.200,- HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah II) = Rp8.200,-HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah I II) = Rp8.300,- HARGA DASAR HSD Solar Industri (wilayah I V) = Rp8.450,- Bisniscom, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis formula harga dasar terbaru dalam perhitungan harga jual eceran bahan bakar minyak (BBM) umum jenis bensin dan minyak solar yang disalurkan melalui SPBU dan/atau stasiun pengisian bahan bakar nelayan.. Beleid yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No.187/2019 ini akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2020. djZe. PT Megah Anugerah Energi menawarkan pembelian solar industri non-subsidi untuk produk Bio Solar B30 resmi Pertamina untuk wilayah Bali. Simak harga terbaru untuk penawaran dari kami pada periode bulan Juni 2023. Update Harga Solar Industri B30 Pertamina Khusus Daerah Bali Berikut harga detail pengiriman Bio Solar B30 non-subsidi untuk wilayah Bali dan sekitarnya. Jenis ProdukHarga Dasar Rp/KLHarga Dasar US$/KLBio Solar B30IDR 1,04 *Harga diatas belum termasuk PPn, PPH, dan PBBKB Solar Industri melayani pembelian produk BBM non-subsidi, meliputi kebutuhan Bio Solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar dengan berbagai ukuran. Sebagai supplier dan distributor solar industri terpercaya di Indonesia, kami siap untuk menjamin mutu kualitas produk, serta memastikan proses distribusi telah sesuai dengan standar prosedur yang berlaku. Apabila Anda tertarik dengan penawaran kami, silakan kirim pesan Anda melalui laman kontak kami. Dapatkan penawaran dan potongan harga khusus dari kami dengan cara menghubungi kontak WhatsApp berikut 081234801404 dan 087776437491 PT Megah Anugerah Energi menawarkan pembelian solar industri non-subsidi untuk produk Bio Solar B30 resmi Pertamina untuk wilayah NTT Nusa Tenggara Timur. Simak harga terbaru untuk penawaran dari kami pada periode bulan Juni 2023. Update Harga Solar Industri B30 Pertamina Khusus Daerah NTT Berikut harga detail pengiriman Bio Solar B30 non-subsidi untuk wilayah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya. Jenis ProdukHarga Dasar Rp/KLHarga Dasar US$/KLBio Solar B30IDR 1,33 *Harga diatas belum termasuk PPn, PPH, dan PBBKB Solar Industri melayani pembelian produk BBM non-subsidi, meliputi kebutuhan Bio Solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar dengan berbagai ukuran. Sebagai supplier dan distributor solar industri terpercaya di Indonesia, kami siap untuk menjamin mutu kualitas produk, serta memastikan proses distribusi telah sesuai dengan standar prosedur yang berlaku. Apabila Anda tertarik dengan penawaran kami, silakan kirim pesan Anda melalui laman kontak kami. Dapatkan penawaran dan potongan harga khusus dari kami dengan cara menghubungi kontak WhatsApp berikut 081234801404 dan 087776437491 Ulasan ini mengenai contoh simulasi perhitungan utility cost dari solar industri yang merupakan solar non subsidi diperuntukan pada industri, tambang dan shipping seperti untuk mengoperasikan alat berat, armada kendaraan, genset dan incenerator yang hasil perhitungannya digunakan untuk mendapatkan angka gross profit secara gross profit dan utility costPembahasan gross profit lebih detil pada artikel terpisah tentang cara menghitung gross profit agar tahu berapa untung perusahaan Anda dan untuk refresh akan dimunculkan disini sekilas gambaran dari cara menghitung gross profit menghitung gross profit perusahaan didapatkan menggunakan rumus pengurangan sales revenue dikurangi cost of good sold. Angka sales revenue didapatkan berdasarkan data hasil penjualan produk sedangkan angka cost of goods sold didapatkan dari data hasil penggabungan antara variable cost dan fixed cost. Rumus cara menghitung gross profit = sales revenue - cost of goods sold Atau cara menghitung gross profit = sales revenue - variable cost + fixed cost Utility cost masuk kategori variabel cost disamping material cost, direct labour cost, delivery cost dan other cost sehingga didapatkan rumus Variable cost = utility cost + material cost + direct labour cost + delivery cost + other cost Fixed cost = labour cost tingkatan staff + machine cost depresiasi mesin + building cost sewa gedung. Sekarang sudah terlihat hubungan antara cara menghitung gross profit dengan perhitungan utility cost. Utility cost selain biaya solar industri bisa berasal dari biaya pemakaian energi listrik, air, angin bertekanan, chiller, steam, gas dan sumber energi lainnya hanya sementara diabaikan dalam perhitungan saat ini fokus pada utility cost solar industri saja. Semakin besar utility cost maka gross profit akan semakin turun dengan catatan komponen biaya yang lainnya kita anggap tetap atau konstan. Rumus keterkaitan utility cost dengan gross profit Gross profit = sales revenue - utility cost + material cost + direct labour cost + delivery cost + other cost + FIXED Cost Utility cost dari solar industri pabrik Pemakain solar industri dalam pabrik harus memenuhi standar densitas solar disamping standar kualitasnya. Densitas solar adalah berat jenis solar atau masa jenis solar atau specific gravity. Berat jenis solar industri berada pada kisaran 0,82 - 0,87. Berat jenis solar industri yang mendekati angka 0,82 tarikannya kuat tetapi boros sementara berat jenis solar industri mendekati 0,87 tarikannya kurang kuat tetapi lebih awet. Jika teridentifikasi berat jenis solar industri dibawah 0,82 atau di atas 0,87 maka solar industri ini tidak akan berfungsi sebagai bahan bakar. Rumus berat jenis solar industri adalah berat solar industri dalam Kg dibagi volumenya dalam satuan liter atau centimeter cubic cc. Mengetahui berat jenis solar industri sesuai standar bisa dilakukan dengan cara pengukuran densitas solar industri. Alat pengukur densitas solar industri adalah hydrometer 0,8 mL, thermometer dan tabel ASTM. Hasil pengukuran instrumen tersebut yang dikonversi pada tabel ASTM adalah nilai densitas solar industri yang diperoleh. Perhitungan utility cost dari solar industri Kembali pada tema perhitungan solar industri sebagai faktor hitungan gross profit. Semakin besar biaya konsumsi solar industri akan semakin turun gross profit jika dianggap faktor lainnya konstan. Rumus biaya konsumsi solar industri Biaya solar industri = Total konsumsi solar industri x Harga solar industri. Perhitungan utility cost konsumsi solar industri dibuat dalam periode quartal 3 bulan, semester 6 bulan dan annual 1 tahun dan ini mengikuti laporan presentasi manajemen dengan salah satu poin pelaporannya tentang untung rugi selama periode tersebut. Contoh perhitungan konsumsi solar industri Data konsumsi solar industri selama 3 bulan beberapa alat berat terdiri dari 2 unit excavator, 3 unit wheel loader, 4 unit forklift, 1 unit genset dan 1 unit kendaraan gudang sebesar 32100 liter. Berapa utility cost solar industri selama 3 bulan tersebut? Untuk mendapatkan jawabannya maka perlu diketahui terlebih dulu besarnya harga distribusi solar industri setiap liter. Dikutip dari laman harga distribusi solar industri pertamina bulan April 2019 untuk area I Sumatra, Jawa, Bali dan Madura sebesar Rp. /liter harga dasar Rp. /liter. Utility cost solar industri selama 3 bulan = 32100 x Rp. = Rp. Harga distribusi solar industri untuk area lainnya Area II Kalimantan Rp. /liter, harga dasar Rp. /liter Area III Sulawesi, NTB Rp. /liter, harga dasar Rp. /liter Area IV Maluku, NTT dan Irian Jaya Rp. /liter, harga dasar Rp. /liter Biaya ini akan masuk dalam perhitungan variable cost dan mempengaruhi angka gross profit. Semakin besar angka konsumsi solar industri semakin turun gross profit perusahaan. Kerugian gross profit dari konsumsi solar industri ini dapat diminimalkan melalui upaya efektivitas pemakaian solar industri sebagai berikut Caranya terlebih dulu ketahui standar konsumsi solar industri per jam setiap peralatan sehingga dapat diperiksa kesesuaian antara jumlah hourmeter peralatan dengan standar konsumsi solar per jamnya. Cara mendapatkan standar konsumsi BBM solar alat berat per jam sebenarnya sangat mudah. Prosedure penerimaan solar industri saat tiba dengan tujuan memastikan kesesuaian volume solar industri yang di order dengan aktual yang diterima. Panduannya bisa dilihat dalam artikel cara memastikan kesesuaian volume solar industri yang diterima. Prosedur memastikan kualitas solar industri sesuai standar setiap penerimaan agar pemakaian solar industri tidak boros dan tidak merusak peralatan.