Berikut gambar rantai makanan dan penjelasannya dari berbagai sumber, Kamis (21/1/2021). Gambar Rantai Makanan Sawah dan Penjelasannya Padi â Tikus â Ular â Elang â Pengurai/Dekomposer Berdasarkan gambar rantai makanan tersebut, peran padi adalah sebagai produsen penghasil makanan untuk organisme lainnya.
SoalPilihan Ganda Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan 1. Berikut ini yang merupakan peran tanah bagi kehidupan adalah A. menjaga suhu bumi B. tempat hidup hewan dan bakteri C. menjaga jumlah populasi tumbuhan D. penyedia nutrisi yang dibutuhkan hewan dan manusia 2. Salah satu peran organisme tanah adalah mengatur kegemburan tanah.
Kelompokhewan tanah sangat banyak dan beraneka ragam, mulai dari Protozoa, Rotifera, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda hingga. Gambar 1 Cacing tanah (sumber: Wikipedia) Berdasarkan ukurannya terdiri atas mikrofauna yang memiliki rentang ukuran tubuh 20 ÎŒm sampai 200 ÎŒm. Hanya ada satu kelompok pada kategori ini, yaitu Protozoa
Perananbahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya.
Apayang dilakukan seorang bioinformatician adalah mengurutkan (sekuensing) DNA dari makhluk hidup dan memprediksi fungsi protein yang dihasilkan dari urutan DNA tersebut, sesuai dengan Dogma
Yuk simak gambar berikut untuk mengetahui peran organisme tanah! Peran organisme tanah. Sekarang kamu sudah tahu, kan berbagai macam peran tanah yang terdapat pada games dan kartun? Selain berperan di sana, tanah juga berperan di kehidupan nyata, yaitu untuk membantu kita mendapatkan hasil tanaman yang berkualitas juga mendapatkan air bersih.
Peranpenting organisme dalam tanah yang pertama adalah sebagai dekomposer. Organisme di dalam tanah dapat melakukan dekomposisi atau penguraian terhadap bahan-bahan organik yang berasal dari sisa makhluk hidup, misalnya daun-daun yang jatuh ke tanah, ranting-ranting, dan jasad hewan yang telah mati.
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, perhatikan gambar berikut! peran hewan tanah pada gambar tersebut adalah meningkatkan penyerapan air oleh tanah. Post navigation. Beberapa hal yang telah menyumbang kondisi perubahan iklim yang cukup parah. Berdasarkan pemahamanmu pada data infografik tersebut, berikan tanda centang pada pernyataan Benar
Ye3Hd. ewan tanah adalah semua organisme yang hidup di tanah, baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah Poerwowidodo, 1992. Sebagian atau seluruh siklus hidup hewan tanah berlangsung di dalam tanah serta dapat berasosiasi dan beradaptasi dengan lingkungan tanah. Kelompok hewan tanah ini sangat banyak dan beranekaragam, mulai dari Protozoa, Rotifera, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, hingga Vertebrata tanah bertanggung jawab terhadap penghancuran dan sintesis organikSuin, 2012. Hewan tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan taksonomi dan fungsionalnya Sugiyarto, 2000. Brussaard 1998 membedakan 3 kelompok fungsional organisme tanah, yaitu biota akar Mikorizha, Rhizobium, dan Nematoda, decomposer mikroflora, mikrofauna, dan mesofauna, dan âecosystem engineerâ mesofauna dan makrofauna. Berbagai kelompok organisme dapat menunjukkan fungsi ganda, misalnya cacing tanah berperan sebagai dekomposer sekaligus âecosystem engineerâ. Klasifikasi hewan tanah dikelompokkan atas dasar ukuran tubuh Lavelle & Spain, 2001; Suhardjono & Adisoemarto, 1997; Walwork, 1970, kehadirannya di tanah Coleman et al., 2004, habitat yang dipilihnya Suin, 2012, caranya mempengaruhi sistem tanah Rahmawaty, 2000; Rahmawaty, 2004, dan kegiatan makannya Suin, 2012. Coyne & Thompson 2006 berpendapat bahwa cara termudah dan sederhana untuk mengklasifikasikan hewan tanah adalah berdasarkan ukuran atau panjang tubuh. Penjelasan-penjelasan klasifikasi hewan tanah adalah sebagai berikut. 1. Klasifikasi Berdasarkan Ukuran Tubuh Sistem klasifikasi hewan tanah dapat didasarkan pada ukuran tubuh, yaitu mikrofauna, mesofauna, dan makrofauna. Namun, untuk ukuran tubuh sebagai dasar Klasifikasi itu memiliki banyak versi. Lavelle & Spain 2001 menjelaskan bahwa mikrofauna berukuran 0,1-10 mm. Wallwork 1970 mengelompokkan hewan tanah menjadi mikrofauna 0,2-2 mm, mesofauna 2-10 mm dan makrofauna >10 mm. Menurut Suhardjono & Adisoemarto 1997 âberdasarkan ukuran tubuh hewan tanah dikelompokkan menjadi 1. Mikrofauna, kelompok binatang yang berukuran tubuh 10,5 mm, seperti Insekta, Crustaceae, Chilopoda, Diplopoda, Mollusca, dan vertebrata kecilâ. Kelompok mesofauna terdiri atas Nematoda, Oligochaeta, Enchytracid, mikroarthropoda, Acarina dan Collembola. Adapula Oribatida, Proturan, Japygida, Scolopendrella, Pauropoda, Pauropus, Staphylinidae, Cheloneathid, Miliped, Centipede, dan larva Scarabarida Odum, 1998. Salah satu organisme tanah adalah hewan yang termasuk dalam kelompok makrofauna terdiri dari Milipida, Isopoda, Insekta, Mollusca, dan Annelida. Hewan kelompok makrofauna tanah adalah Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan vertebrata kecil, diantaranya yang paling banyak ditemukan hidup di tanah adalah dari kelompok Arthropoda, seperti Insecta, Arachnida, Diplopoda, dan Chilopoda. Cacing tanah merupakan makrofauna yang paling dikenal dan dapat dikatakan yang terpenting dari hewan tanah, terutama peranannya sebagai âecosystem engineerâ Coleman et al., 2004. Protozoa merupakan salah satu contoh mikrofauna. Tanah sangat kaya akan Protozoa yang berperan sebagai predator mikroba tanah. 37 Hewan Tanah Protozoa cenderung ditemukan pada pori-pori tanah Killham, 1994. Makrofauna tanah mencakup Makroarthropoda, Oligochaeta cacing tanah. Makrofauna tanah lebih resisten terhadap kondisi fisik dan kimia tanah dibandingkan hewan tanah lain yang lebih kecil. Hewan tanah yang dominan pada kelompok mesofauna adalah Rotifera, Tartigrada, dan Mikroarthropoda terutama Acari dan Collembola. Sebagian besar dari anggota mesofauna termasuk ke golongan permanent residents Coyne & Thompson, 2006. 2. Klasifikasi Berdasarkan Kehadiran Berdasarkan kehadirannya hewan tanah dibagi atas kelompok transient, temporary resident, periodic, dan permanent Suin, 2012.Berdasarkan kehadirannya, Coleman et al.2004 membagi hewan tanah menjadi empat kelompok. Transient, yaitu hewan yang saat fase tidur istirahat/hibernasi berada di dalam tanah, pada saat musim dingin sebaliknya hidup dan beraktivitas pada lapisan tanaman, contohnya âLadybird beetleâ atau Hippodamea sp. Temporary resident, yaitu hewan yang saat fase telur hingga âjuvenileâ berada di dalam tanah sedangkan pada fase dewasa hidup di atas permukaan tanah, contohnya Tipula sp Diptera. Larva hewan ini mendapatkan makanan dengan cara mendekomposisi sisa-sisa serasah dalam tanah. Periodic, yaitu hewan yang menghabiskan hidupnya di dalam tanah. Fase dewasa terkadang hidup di atas permukaan tanah, contohnya Forticula sp Dermaptera. Permanent, yaitu hewan yang secara permanen menetap di dalam tanah dan mampu beradaptasi pada berbagai kedalaman tanah, contohnya Batrisodes sp. Berdasarkan keberadaannya di tanah, Hole 1981 membagi hewan tanah ke dalam 6 kategori, sebagai berikut 1 Pemanen, yaitu hewan tanah yang selruh hidupnya di dalam tanah, contohnya cacing tanah dan Collembola; 2 Sementara, yaitu hewan tanah yang satu fase daur hidupnya berada dalam tanah, contohnya larva serangga; 3 Periodik, yaitu hewan tanah yang sering berpindah-pindah masuk dan keluar dari tanah, contohnya bentuk-bentuk aktif serangga; 4 Bertukar-tukar, yaitu satu atau lebih generasi hewan tanah yang berada dalam tanah, generasi lainnya hidup di atas tanah, contohnya Rhopalosiphoninus dan Biorhiza; 5 Mendiami sementara, yaitu fase inaktif hewan tanah telur, pupa, fase hibernasi berada di tanah dan fase aktif tidak berada di tanah, contohnya serangga; 6 Kebetulan, yaitu hewan yang jatuh atau tertiup angin dari tajuk dan masuk ke dalam tanah, contohnya larva serangga dari tajuk pohon dan hewan permukaan yang jatuhnya ke dalam lubang tanah. 3. Klasifikasi Berdasarkan Habitat Berdasarkan habitatnya hewan tanah ada yang digolongkan sebagai epigeon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan dipermukaan tanah, hemiedafon hidup pada lapisan organik tanah dan euedafon hidup pada tanah lapisan mineral Suin, 2012. Handayanto & Hairiyah 2009, dan Lavelle et al. 1994 membedakan hewan tanah menjadi tiga kelompok berdasarkan habitatnya, yaitu hewan yang hidup pada lapisan tanah yang lebih dalam yaitu Endogeic. Hewan yang hidup pada serasah dan lapisan tanah yang lebih dangkal yaitu Epigeicdan hewan yang hidup pada permukaan tanah yaitu Anecic. Anecic terkadang juga terdapat pada tanah yang lebih dangkal. Endogeic yaitu hewan yang hidup di dalam tanah, pemakan bahan organik dan akar tumbuhan yang mati serta liat gephagus. Tipe ini disebut juga âecosystem engineerâ. Cacing tanah yang tergolong tipe ini berkembang dan berinteraksi dengan mikroorganisme tanah untuk melepaskan enzim yang berguna dalam dekomposisi bahan organik yang berkualitas rendah. Beberapa jenis dapat menghancurkan bahan organik tanah, terutama âfraksi ringanâ karena cacing tanah mampu memproduksi enzim tertentu. Epigeic adalah kelompok hewan yang hidup dan makan dipermukaan tanah, berperan dalam penghancuran seresah dan pelepasan unsur hara tetapi tidak aktif dalam penyebaran serasah ke dalam profil tanah. Tipe ini disebut âlitter transformersâ atau âpenghancur serasahâ, karena berperan dalam dekomposisi in-situ melalui fragmentasi dan melumatkan fisik serasah tanpa mengubah susuna kimianya. Anecicyaitu jenis hewan yang memindahkan serasah dari permukaan tanah dan aktif memakan serta bergerak ke dalam tanah untuk berlindung dari serangan predator maupun kondisi iklim yang kurang menguntungkan. Pengaruh utama anecic ini adalah memindahkan serasah dari lapisan serasah dan membawanya ke tempat atau lingkungan lain yang berbeda, misalnya tanah lapisan bawah. Keadaan ini mengubah secara dramatis kinetik dekomposisi dan penyebaran produk-produknya secara terpisah. Tipe ini disebut ecosystem engineers atau âkelompok 39 Hewan Tanah penggaliâ, tipe ini akan mempengaruhi sifat fisik tanah antara lain struktur dan konduktifitas hidrolik. 4. Klasifikasi Berdasarkan Caranya Mempengaruhi Sistem Tanah Berdasarkan kemampuan mempengaruhi sistem dalam tanah, hewan tanah dapat dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut. a Eksopedonik, yaitu berpengaruh dari luar. Kelompok ini terdiri atas hewan berukuran besar, sebagian besar âtidak menghuni sistem tanahâ, meliputi Mamalia, Aves, Reptil, dan Amfibi. b Endopedonik, yaitu berpengaruh dari dalam. Kelompok ini terdiri atas hewan kecil dan sedang umumnya berdiameter <1 cm, menetap dalam tanah sehingga berpengaruh terhadap penampilannya dari bagian dalam, meliputi Heksapoda, Myriopoda, Arachnida, Crustacea, Tardigrada, Onychopora, Oligochaeta, Hirudinea, dan Gastropoda Rahmawaty, 2000. 5. Klasifikasi Berdasarkan Makanan Berdasarkan kegiatan makannya, hewan tanah ada yang bersifat herbivora, saprovora, fungivora, dan predator Suin, 2012. Wallwork 1970 membagi hewan tanah berdasarkan pola makan. Carnivore yaitu predator dan binatang parasit, contohnya beberapa anggota Coleoptera, tungau mesostigmatid. Opiliones, Chelonitida, Scorpion, Centipede, Diptera, dan beberapa Nematoda. Phytophagus, terdiri dari pemakan tumbuhan Mollusca dan larva Lepidoptera, fauna pemakan akar tanaman Nematoda parasit tanaman, Symphylidae, larva Diptera, Coleoptera, Lepidoptera, Mollusca dan Orthoptera pelubang serta fauna pemakan kayu rayap, larva kumbang dan tungau Pthiracaroidae. Saprophagus, yaitu hewan tanah pemakan tumbuhan mati atau bahan organik yang busuk Lumbricidae, Enchytraeid, Isopoda, Milipedes, tungau, Collembola dan serangga. Beberapa dari mereka juga merupakan pemakan feses coprophages, pemakan kayu xylophages dan pemakan bangkai necrophages yang seringkali disebut sebagai detritivor. Microphytic-feeders, yaitu pemakan jamur, spora, algae, lichen dan bakteri misalnya tungau Saprophagous, Collembola serta serangga pemakan fungi. Miscellaneus-feeders, yaitu pemakan tumbuhan dan hewan, kayu atau herba misalnya Nematoda, tungau Cryptostigmata, Collembola, larva Diptera dan larva Coleoptera. Beberapa hewan tanah bersifat herbivora. Mereka memakan tumbuhan, hidup dekat atas akar, dan sekaligus memakan tumbuhan yang telah mati. Bila hewan tersebut telag mati, maka jasad mereka juga memberi nutrisi bagi tumbuhan dan hewan lain. Hewan tanah adalahkelompok heterotrof utama tanah atau âmakhluk hidup di luar tumbuh-tumbuhan dan bakteri yang hidupnya tergantung dari tersedianya makhluk hidup produsenâ. Dekomposisi di tanah aan terhambat bila makrofauna dan mesofauna tidak bekerja. Kehadiran hewan tanah bergantung pada ada tidaknya sumber energi. Perkembangan dan aktivitas hewan tanah akan berlangsung baik apabila faktor lingkungan baik dan secara timbal balik akan memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah. Interaksi antar hewan tanah merupakan pasti terjadi sebab hewan tanah menjadi penyusun food websdi tanah Arief, 2001; Rahmawaty, 2004. Proses dekomposisi berlangsung sebagai berikut makrofauna akan mencacah materi yang mati, kemudian masuk ke usus dan selanjutnya dibuang dalam bentuk butiran feses. Butiran feses akan dimakan mesofauna maupun makrofauna lain yang selajutnya diekskresikan dalam bentuk butiran feses. Materi tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme khususnya kelompok bakteri. Butiran feses itu dapat pula dimakan oleh mikrofauna dan mengalami proses perombakan karena adanya aktivitas enzim spesifik pencernaan mikrofauna tersebut. Dekomposisi semakin berjalan sempurna manakala hasil ekskresi mikrofauna diuraikan mikroorganisme sampai pada tahap pembentukan mineral. Proses tersebut juga menyebabkan mikroorganisme yang mati menghasilkan mineral-mineral yang berguna bagi tumbuhan Rahmawaty, 2004. Apabila kita memahami aliran energi sebagaimana yang diuraikan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hewan tanah khususnya mesofauna dan mikrofauna memaksimalkan proses penguraian materi sampai pada struktur sederhana yang dapat digunakan tumbuhan untuk hidup. 6. Klasifikasi Berdasarkan Fungsinya dalam Ekosistem Menurut Breure 2004 dan Widyati 2013 ukuran hewan tanah akan mempengaruhi fungsinya dalam ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, hewan tanah dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok âpengendali biologiâ dan kelompok âperekayasa lingkunganâ. Mikrofauna dan mesofauna misalnya Protozoa, Nematode, Collembola, dan mites termasuk dalam kelompok pengendali biologi yang menentukan besar 41 Hewan Tanah kecilnya populasi bakteri dan jamur dalam suatu ekosistem. Kelompok ini akan memakan bakteri dan jamur sehingga populasi patogen dapat terkendali. Makrofauna misalnya cacing tanah, rayap, dan semut termasuk dalam kelompok perekayasa lingkungan. Saat terjadinya proses penguraian dan partikel-partikel bahan organik akan didistribusikan oleh semut, rayap, maupun cacing tanah. Bio Intelligence Service, Europe Commission sejak 2010 telah mengelompokkan makhluk hidup penghungi tanah atas dasar fungsinya dalam tiga kelompok,yaitu kelompok perekayasa kimia chemical engineers, kelompok regulator kehidupan biological regulator, dan kelompok perekayasa ekosistem ecosystem engineers. Makhluk hidup yang termasuk kelompok perekayasa kimia adalah bakteri, jamur dan protozoa. Mereka melakukan fungsi proses penguraian bahan organik menjadi mineral siap pakai/ hara. Makhluk hidup yang termasuk kelompok pengendali kehidupan, yaitu golongan avertebrata tanah seperti Nematoda, Collembola, mites, laba-laba dan semut. Kelompok ini mengendalikan dinamika populasi makhluk hidup lainnya. Kelompok pengendali kehidupan akan memakan tumbuhan, avertebrata lain, dan mikroba. Makhluk hidup termasuk kelompok perekayasa ekosistem ketika mampu menyediakan materi atau menata habitat makhluk hidup yang lain Widyati, 2013.
Hai, Quipperian! Apakah kamu termasuk salah satu orang yang menyukai ilmu tentang alam? Mempelajari alam dengan berbagai macam makhluk hidup yang hidup di dalamnya memang punya daya tarik tersendiri. Apalagi, ilmu satu ini tidak akan pernah berhenti dieksplorasi, sehingga kamu bisa selalu mendapatkan informasi baru dari waktu ke waktu. Seru, deh! Keberlangsungan kehidupan makhluk hidup ditunjang oleh berbagai halâsalah satu hal yang punya peranan penting ialah tanah. Sepenting apa, sih? Tentu saja kamu tahu bahwa tanah sangat bermanfaat bagi tumbuhan sebagai tempat tinggal dan tempat untuk tumbuh. Nah, tumbuhan yang berperan sebagai produsen dan penghasil makanan tersebut kemudian dapat tumbuh lalu dimanfaatkan oleh manusia dan hewan menjadi sumber makanan dan juga sumber oksigen, lho! Penasaran dengan peran penting tanah lainnya bagi kehidupan? Letâs check them out! Tempat Tumbuh bagi Tumbuhan Peran penting tanah yang pertama tentu sebagai rumahâ bagi tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan dapat berkembang dengan baik lewat media tanah yang bisa menyokong tegaknya tumbuhan bagian atas. Di samping itu, tanah juga punya dua jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk hidup dan berkembang, yaitu 1. Unsur hara makro Unsur hara makro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar. Misalnya nitrogen N, fosfor P, magnesium Mg, karbon C, oksigen O, dan lainnya. 2. Unsur hara mikro Kebalikan dari unsur hara makro, unsur hara mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang relatif kecil. Misalnya besi Fe, tembaga Cu, mangan Mn, seng Zn, boron B, dan lainnya. Tempat Hidup bagi Hewan dan Bakteri Beberapa hewan dan mikroorganisme hidup di tanah. Inilah peran penting tanah selanjutnya. Mikroorganisme adalah organisme dengan ukuran yang sangat kecil 0,1 Ă 10-6m sampai 0,6 Ă 10-6m yang hanya dapat dilihat apabila kamu menggunakan mikroskop. Contoh dari hewan yang hidup di tanah misalnya cacing, rayap, semut, siput, keong, dan tikus tanah. Kemudian, contoh dari mikroorganisme yang hidup di tanah misalnya bakteri, virus, protozoa, alga, dan fungi. Penyedia Kebutuhan Manusia Manusia dengan kebutuhannya yang beraneka ragam membutuhkan tanah juga, lho, misalnya untuk dijadikan sebagai 1. Lahan pertanian Para petani yang mencari nafkah lewat hasil panennya tentu saja sangat membutuhkan tanah. 2. Tempat berbagai aktivitas Di manakah kamu bermain sepak bola, sepeda, dan sebagainya? Tentu saja di tanah, kan? Tidak hanya itu, manusia juga membangun rumah di atas tanah. 3. Bahan baku produksi bangunan Tanah liat sangat cocok digunakan sebagai bahan baku batu bata, genteng, dan keramik. Tidak berhenti di situ, tanah liat juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karya seni seperti guci dan patung, lho! 4. Pendukung pembentukan hasil tambang Tanah juga memiliki fungsi untuk membantu proses pelapukan batuan organik yang dapat menghasilkan bahan bakar fosil, seperti minyak, gas alam, dan juga batu bara. Bahan bakar fosil ialah sumber energi utama yang digunakan di dunia pada saat ini. Enggak hanya bahan bakar fosil saja, di dalam tanah juga terdapat logam seperti timah, perak, emas, dan lainnya, yang dapat diperoleh dengan penambangan dan pengeboran. Penyedia dan Penyaring Air Peran penting tanah satu ini bisa terjadi karena kemampuan tanah menyerap dan menyimpan air. Ketika air di permukaan tanah habis, manusia dapat memanfaatkan air yang tersedia di dalam tanah dengan cara menggali tanah sampai beberapa meter untuk membuat sumur. Psst, kamu tahu enggak, limbah rumah tangga dan industri dalam bentuk air dapat dibersihkan dari senyawa seperti nitrat, perklorat, dan organik klorin secara alami pada saat limbah tersebut melewati tanah oleh mikroorganisme yang ada pada tanah? Hal ini dapat terjadi karena mikroorganisme pada tanah akan menguraikan senyawa kompleks berbahaya tersebut menjadi bentuk yang lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Keren, ya! Wah, ternyata tanah punya peran yang penting sekali, ya! Dengan peranannya yang penting tersebut, tentu saja tanah harus selalu dirawat dan dimanfaatkan dengan bijak agar kita dapat selalu merasakan manfaatnyaâtidak hanya saat ini, tetapi juga di waktu yang akan datang untuk anak cucu kita kelak! Masih penasaran dengan peran penting tanah lainnya? Buruan gabung di Quipper Video, ya! Di sana, kamu akan mendapatkan berbagai materi pelajaran dengan rangkuman lengkap, video dari tutor kece, dan latihan soal plus pembahasan. Dijamin, seru! Sumber Penulis Evita
Peran tanah bagi kehidupan sangatlah penting, karena menyediakan nutrisi bagi makhluk hidup agar dapat melangsungkan kehidupannya. Tanah juga menjadi tempat tumbuh berbagai tanaman, sehingga dapat dimanfaatkan oleh organisme lain, dan masih banyak lagi. Intinya, tanah adalah aspek penting dari lingkungan yang memungkinkan organisme atau makhluk hidup dapat bertahan hidup. Oleh karena itu mempelajari peran tanah bagi kehidupan akan membawa kita pada kesadaran yang menunjang untuk memanfaatkan dan menjaga kegunaannya. Dimulai dari sebetulnya apa saja peran konkret tanah? apa saja lapisan dan komponen pembentuknya? Bagaimana proses pembentukannya hingga upaya menjaga kelestariannya? dan sebagainya. Peran tanah bagi kehidupan amatlah penting untuk tumbuhan dan hewan. Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup, termasuk tempat hidup bagi tumbuhan. Tumbuhan seperti pohon-pohonan tidak dapat berpindah-pindah untuk mencari kebutuhannya. Oleh karena itu, tanah tempat ia tumbuh menjadi satu-satunya sumber kehidupan yang bisa diraihnya. Tanah menyediakan nutrisi bagi tumbuhan. Tumbuhan sangat memerlukan unsur hara atau nutrisi berupa mineral dan air yang terkandung dalam tanah. Bahkan jenis tumbuhan dari kelompok kacang-kacangan bahkan bergantung pada mikroorganisme bakteri yang ada di tanah untuk membantu akar melakukan penyerapan dan pengolahan zat hara. Tanah juga merupakan penunjang kesehatan dan penyedia keperluan manusia di bumi. Mengapa? Berikut adalah berbagai peran tanah bagi kehidupan menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 160-161 termasuk fungsinya untuk kehidupan manusia. 1. Tempat Hidup Hewan dan Bakteri Tanah juga merupakan habitat beberapa organisme tanah seperti cacing, serangga, jamur, alga, dan mikroorganisme. Tanah berfungsi sebagai tempat hidup bagi berbagai macam hewan. Selain hewan, dalam tanah juga terdapat bakteri, meskipun tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang. Bermiliar-miliar organisme dan bakteri hidup di atas dan di dalam tanah. 2. Penunjang Kesehatan dan Penyedia Keperluan Manusia Dimulai dari hal sesederhana berbagai aktivitas sehari-hari manusia seperti bermain dan berjalan-jalan dilakukan di atas tanah. Rumah manusia juga dibangun di atas tanah. Tanah sebagai pengisi ruang alam saja sudah memiliki fungsi yang tidak terhitung jumlahnya bagi umat manusia. Manusia juga menggunakan berbagai jenis tanah sebagai bahan bangunannya. Berbagai macam barang kerajinan dan perabotan rumah tangga juga banyak yang dibuat dari tanah. Banyak di antaranya berpengaruh terhadap kebersihan dan kesehatan kita, entah itu perabotan rumah atau melindungi kita dari hujan, debu, dan kotoran yang tidak terelakan jika kita tidak tinggal di ruangan. Tumbuhan yang hidup di tanah juga merupakan sumber pangan utama bagi manusia. Selain mengandung nutrisi yang penting bagi tumbuhan, tanah juga menyimpan berbagai macam logam, batu bara, dan minyak bumi yang dibutuhkan oleh manusia untuk menunjang kehidupannya. Emas, perak, timah, dan logam lain tersebar luas di dalam tanah. Sejumlah wilayah di Indonesia tanahnya kaya akan logam-logam tersebut. Bahkan perabotan modern seperti pakaian dan perkakas plastik juga terbuat dari minyak mentah yang tersedia di dalam tanah. 3. Penyedia dan Penyaring Air Sumber air utama berada di dalam tanah, meskipun kita dapat mendapatkannya di atas permukaan tanah seperti di danau, sungai, dan laut. Untuk memperoleh air dari dalam tanah, manusia biasa membuat sumur dengan menggali tanah hingga kedalaman tertentu. Air yang berada di dalam tanah sudah tersaring dengan alami melalui tanah dan berbagai mineral di dalamnya. Sementara itu, untuk menggunakan air yang di atas tanah kita harus menyaringnya sendiri, seperti yang dilakukan Perusahaan Daerah Air minum PDAM. Manfaat air sendiri amatlah banyak, baik untuk minum, mandi, mencuci, hingga memasak. Tapi perlu digarisbawahi bahwa menggali sumur seharusnya hanya dilakukan pada tempat yang memadai. Sebagian dengan populasi tinggi sebaiknya lebih memilih menyaring air permukaan. Kenapa? Karena di daerah dengan populasi tinggi, penyerapan air ke tanah kurang memadai. Hal tersebut akan membuat cadangan air dalam tanah berkurang dan berpotensi mengurangi tanah lembab. Tanah menjadi kurang subur dan menjadi lebih kompak sehingga mengurangi ketinggian tanah pula. Akibatnya? Jika daerah tersebut berada dekat dengan laut, maka ROB atau banjir karena air laut tidak akan terhindari, karena tanah menjadi lebih rendah dari tinggi permukaan air laut. Kegiatan rumah tangga dan industri banyak menghasilkan limbah berupa air. Beberapa bahan penyebab polusi yang masuk ke tanah melalui air, sebagian dapat dinetralkan oleh tanah dan menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan. Mengapa? Karena di dalam tanah terdapat bakteri atau mikroorganisme yang berfungsi menguraikan senyawa kompleks atau senyawa berbahaya, menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak merusak lingkungan. Tapi tentunya hal tersebut ada batasnya. Apa yang harus dilakukan justru adalah menghindari pencemaran lingkungan itu sendiri. Peran Organisme Tanah Organisme tanah berperan dalam menguraikan bahan-bahan yang berasal dari sisa makhluk hidup sehingga menghasilkan material organik di dalam tanah. Di tanah terdapat miliaran bahkan triliunan organisme. Saking banyaknya, baru sedikit yang sudah mampu dikenali oleh para ahli. Organisme tanah pada umumnya berada di lapisan tanah bagian atas, yakni kurang lebih 10 cm di bawah permukaan tanah. Sekitar 80-100% aktivitas biologis yang terjadi di tanah, dilakukan oleh jamur dan bakteri. Hasil aktivitas biologis itulah yang dapat memengaruh tekstur, kesuburan, dan kegemburan tanah. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 162-163 berikut adalah beberapa peran organisme tanah. 1. Dekomposer Pengurai Organisme tanah dapat melakukan dekomposisi atau menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa makhluk hidup. Dedaunan yang jatuh ke tanah, ranting-ranting, hingga jasad hewan yang telah mati akan diurai menjadi materi anorganik. Selain itu, organisme tanah juga dapat membantu pelapukan batuan menjadi bahan-bahan anorganik atau yang biasa disebut sebagai mineral tanah. Materi anorganik dan mineral yang ada di tanah inilah yang disebut dengan zat hara atau nutrisi bagi tumbuhan. Keberadaan organisme tanah sebagai dekomposer dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk kompos, yakni pupuk dari bahan organik. 2. Pereaksi Kimia dalam Tanah Bakteri yang terdapat di tanah terlibat dalam reaksi penguraian materi organik. Contohnya, bakteri Nitrobacter terlibat dalam reaksi penguraian materi organik kompleks yang berasal dari sisa makhluk hidup menjadi senyawa nitrat, yakni salah satu senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Selain bakteri, terdapat pula mikoriza, yaitu jamur yang bersimbiosis dengan tumbuhan untuk meningkatkan kemampuan tumbuhan menyerap unsur hara berupa fosfor. 3. Pengurai Polutan dalam Tanah Organisme tanah dapat berperan sebagai agen biologis yang mampu membersihkan polutan dalam tanah. Organisme tanah yang menguraikan bahan kimia contohnya adalah herbisida. Semakin tinggi jumlah dan aktivitas dari organisme, maka semakin cepat pula proses penguraiannya. Unsur racun dan polutan zat yang menyebabkan polusi seperti arsenik, kromium, dan merkuri dapat terkunci di dalam tubuh bakteri, sehingga berbagai zat polutan tersebut tidak menyebabkan polusi yang bertambah parah. 4. Pencegah Penyakit Tanah Dalam kondisi normal, organisme tanah dapat melawan organisme penyakit yang masuk ke tanah. Kondisi normal berarti ketika tanah memiliki jumlah senyawa organik dan aktivitas organisme yang tinggi. Kondisi tersebut tercipta ketika aktivitas pertanian tidak berlebihan dan tidak menggunakan bahan kimia untuk pupuk dan pestisida. Secara alami, organisme yang ada di tanah memanfaatkan prinsip pengendalian biologis, yaitu mangsa dan pemangsa sehingga organisme yang mengganggu tanah dapat terkendali. 5. Pemberi Pengaruh pada Tekstur Tanah Tanah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan teksturnya. Jenis tanah dapat ditentukan berdasarkan jumlah butiran penyusun yang paling banyak terdapat pada tanah tersebut. Aktivitas biologis organisme tanah berpengaruh dalam membentuk butiran-butiran penyusun tanah sehingga menentukan tekstur tanah. Butiran yang terdapat di dalam tanah adalah pasir, tanah liat, dan debu. Setiap butir tersebut memiliki ukuran butiran yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, kita menggolongkan tanah menjadi beberapa jenis tanah seperti Tanah Liat, tersusun atas butiran-butiran yang sangat kecil yaitu < 0,002 mm, memiliki struktur yang kompak menyatu dan memiliki pori-pori kecil yang tidak saling terhubung. Sifat tersebut membuat jenis ini lebih baik dalam menyimpan dan menahan air. Pasir, memiliki tekstur yang berbutir kasar yaitu antara 0,1-2 mm, tidak mampu membentuk struktur yang kompak, dan memiliki pori-pori besar yang saling terhubung. Sifat tanah ini kurang baik dalam menyimpan dan menahan air. Tanah lempung, adalah tanah yang terdiri atas campuran pasir, tanah liat, dan debu dengan jumlah yang hampir sama. Tanah ini adalah sifat tanah yang paling subur. Sifat dari perpaduan ketiga jenis tanah tersebut akan sangat menguntungkan tumbuhan. Jenis tanah dapat diberi nama berdasarkan ukuran butiran utama atau kombinasi dari ukuran butiran yang paling melimpah. Sebagai contoh, kita dapat menyebut âtanah liat berpasirâ ketika tanah tersebut dapat dibuat menjadi pita yang tipis dan panjang, serta terasa berpasir. 6. Pengatur Kegemburan dan Struktur Tanah Organisme tanah membantu terbentuknya struktur tanah. Struktur tanah adalah susunan butiran-butiran tanah yang terikat satu sama lain menjadi suatu gumpalan Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 171. Butiran-butiran tanah direkatkan oleh suatu perekat seperti bahan organik lendir yang dihasilkan oleh organisme tanah. Gumpalan tanah yang baik akan menunjang kehidupan organisme tanah dan juga menunjang pertumbuhan populasi organisme tanah. Keberadaan jamur di tanah juga mampu membantu pembentukan gumpalan tanah. Organisme tanah juga mampu membuat pori-pori tanah sehingga dapat menggemburkan tanah dan memungkinkan udara masuk ke dalam tanah aerasi tanah. Pori-pori tanah juga dapat terbentuk karena adanya pergerakan organisme tanah seperti cacing tanah, lipan, dan kaki seribu. Pori-pori tanah berguna untuk meningkatkan penyerapan air oleh tanah. Tanah yang memiliki aerasi dan jumlah air yang cukup, sangat baik untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, struktur tanah dan kegemburan tanah memiliki keterkaitan. Proses Pembentukan Tanah Dari manakah asal tanah? bagaimana proses pembentukan tanah? Dari apa saja tanah terbentuk? Tanah adalah campuran dari batuan yang telah lapuk, penguraian bahan organik, mineral, air, dan udara Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 172. Tanah terbentuk dari pelapukan batuan secara biologis, fisikawi, dan kimiawi. Faktor fisik yang memengaruhi pelapukan adalah iklim, adanya sinar matahari, dan curah hujan. Pelapukan secara biologis terjadi oleh adanya aktivitas mikroorganisme tanah. Sementara itu faktor kimia dapat terjadi melalui weathering yakni proses peluruhan dan pengubahan batu-batuan dan mineral dengan proses fisika dan kimia yang disebabkan oleh tekanan dalam batu atau mineral. Proses ini menyebabkan batuan meluruh menjadi material yang lebih kecil dan reaksi kimia yang terjadi di sini adalah pelarutan, hidrasi, hidrolisis, oksidasi, reduksi dan karbonasi. Lapisan Tanah Tanah terdiri dari beberapa lapisan penyusunnya. Lapisan-lapisan tersebut memiliki sifat dan karakteristik berbeda yang biasa di sebut horizon A-D. Berikut adalah pemapran lapisan tanah tersebut. Horizon O, merupakan bagian permukaan tanah yang dapat dijamah tanpa menggalinya, terkadang lapisan ini tidak disertakan oleh beberapa ahli dan dianggap sama dengan Horizon A. Horizon A, horizon A terdapat pada lapisan tanah humus sangat subur, terbentuknya tanah humus dipengaruhi oleh campuran dari pelapukan batuan dengan berbagai tekstur, organisme hidup, dan zat organik. Horizon B, merupakan lapisan yang memiliki kandungan zat organik lebih sedikit dibandingkan dengan lapisan di atasnya. Horizon C, merupakan lapisan yang tersusun atas batuan, yang berperan sebagai penyedia material untuk tanah bagian paling atas. Horizon D, merupakan lapisan tanah yang tersusun atas bebatuan yang padat, keras, dan sulit mengalami perubahan. Komponen Tanah Selain lapisan yang berbeda, tanah juga terdiri dari berbagai komponen komponen penyusunnya. Komponen-komponen pembentuk tanah menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 179 adalah batuan, udara, air, humus, mineral, dan komponen organik. Berikut adalah pemaparan masing-masing komponen tanah. Batuan Batuan merupakan bahan padat yang terbentuk secara alami yang tersusun atas campuran mineral dan senyawa lain dengan berbagai komposisi. Para ahli geologi mengelompokkan batuan menjadi tiga jenis berdasarkan proses terjadinya yakni batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan dapat berasal dari magma gunung berapi yang mendingin. Batuan-batuan yang ada di bumi mengalami pelapukan sehingga menjadi bahan pembentuk tanah. Udara Meskipun tanah adalah benda yang tampak padat, tetapi sebenarnya pada tanah tersebut terdapat rongga-rongga yang berisi udara. Rongga udara terdapat di antara butiran-butiran tanah. Selain di antara butiran tanah, rongga udara juga terdapat di antara batuan yang terdapat di tanah, di antara batuan dan butiran tanah, di antara butiran tanah dengan akar tumbuhan, ataupun sela-sela akar tanaman dengan batu. rongga udara juga dapat terbentuk oleh aktivitas hewan tanah yang aktif menggali tanah, misalnya cacing. Humus Humus adalah komponen organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi penguraian hewan atau tumbuhan yang telah mati, daun yang gugur, ataupun kotoran hewan oleh bakteri dan jamur. Humus adalah tanah yang memiliki tekstur gembur dan memiliki banyak pori-pori sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Kondisi tersebut membuat tanah menjadi subur karena akan menyebabkan akar memperoleh cukup udara. Tanah humus mampu mempertahankan air sehingga tanah selalu lembap. Selain itu, tanah humus juga mengandung mineral-mineral dan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Air Makhluk hidup yang hidup di tanah pada umumnya butuh kelembaban tanah. Kelembaban tanah disebabkan keberadaan air di dalam tanah. Tumbuhan juga membutuhkan air dan air diserap oleh tumbuhan setelah air menembus tanah dan telah mencapai akar. Mineral Tanah dapat berasal dari pelapukan batuan dan kerak bumi. Kerak bumi memiliki tebal 10-15 kilometer atau bahkan lebih. Di dalam kerak bumi inilah banyak terkandung mineral berupa ion-ion positif dan ion-ion negatif. Oleh karena itu, tidak heran jika tanah juga mengandung mineral. Ion positif yang ada di dalam tanah adalah kalium K+, kalsium Ca2+, dan magnesium Mg2+. Sementara ion-ion negatif yang terkandung dalam tanah adalah nitrat NO3 â, fosfat PO4 3â, dan sulfat SO4 2-. Ion-ion tersebut merupakan nutrisi bagi tumbuhan yang diserap melalui akar. Kandungan mineral dalam tanah yang berbeda-beda menentukan sifat dan karakter suatu tanah. Tidak semua tanah sesuai untuk bercocok tanam. Namun tanah yang subur tidak hanya ditentukan oleh kandungan mineral di dalamya, tetapi juga sifat fisika dan kimia tanah. Sifat fisika tanah mencakup tekstur dan struktur tanah. Sementara itu, salah satu sifat kimia tanah yang menjadi indikator kesuburan tanah adalah derajat keasaman atau pH tanah. Tanah yang subur memiliki pH tanah sekitar 7. Pada kisaran pH tersebut tumbuhan dapat menyerap nutrisi secara optimal. Komponen Organik Tanah merupakan tempat hidup dari sejumlah makhluk hidup seperti bakteri, jamur, alga, serangga, dan cacing tanah. Organisme tanah tersebut menguraikan bahan-bahan yang berasal dari sisa makhluk hidup sehingga menghasilkan material organik di dalam tanah. Upaya Menjaga Kelestarian Tanah Tanah dapat kehilangan kandungan mineral dan nutrisi akibat beberapa kejadian alam seperti hujan dan banjir. Padahal, peran tanah bagi kehidupan sangatlah bergantung pada hal tersebut. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menjaga kelestarian tanah. Upaya untuk menjaga kelestarian tanah dan agar tanah tidak kehilangan nutrisinya di antaranya adalah dengan pengelolaan tanah menggunakan tanaman penutup tanah dan pengelolaan lahan miring untuk mengurangi erosi, mengurangi penggunaan pupuk kimia buatan, pengolahan tanah yang tepat untuk pertanian monokultur, dan daur ulang sampah yang sulit terurai Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 187. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.